ARTI DAN PILOSOFIS LAMBANG DESA SELAT             Jumlah komponen Lambang Desa Selat yaitu 9 ( Sembilan ) adalah sebagai angka terbesar dalam urutanya, ini dapat diartikan melambangkan sembilan penjuru putaran mata angina. Secara Pilosofis dapat pula diartikan bahwa pemimpin harus dapat memandang kesegala penjuru agar dapat mengetahui sekecil apapun permasalahan yang terjadi dan apa yang harus diperbuat oleh seorang pemimpin untuk kepentingan masyarakat serta masa depan desa yang lebih baik.             ...

Luas Wilayah Desa Selat adalah 289 Ha. Dari luas wilayah tersebut, pemanfaatan  lahan wilayah menurut jenisnya dapat dirinci sebagai berikut :   NO    Jenis Penggunaan Tahun 2006 Luas ( Ha ) Prosentase 1 2 3 4 5 Tanah perumahan dan Pekarangan Tanah Sawah Tanah Kering Tanah Fasilitas Umum Lain-Lain 172 100 12,60 3,9 0,50 59,5 % 34,6 % 4,3 % 1,5 % 0,1 %                    ...

Sejarah Desa Selat   Sejarah singkat Desa Selat             Desa Selat Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung yang sekarang ini, pada masa lalu bernama Desa Selat Kawan, Kawan dalam bahasa Bali yang berarti Barat ini menujukan ada Barat pasti ada yang nama Timur ( Kangin ) ini menunjukan ada dua Desa Selat yaitu : Selat Kangin, yang sekarang bernama Desa Selat berada di Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Selat Kawan, yang sekarang bernama Desa Selat berada di Kecamatan Klungkung, ...

Hari ini dilakukan pemasangan baliho laporan APBDes tahun 2020 dan 2021. ...

DESA SELAT ...

DESA SELAT ...

ARTI DAN PILOSOFIS LAMBANG DESA SELAT             Jumlah komponen Lambang Desa Selat yaitu 9 ( Sembilan ) adalah sebagai angka terbesar dalam urutanya, ini dapat diartikan melambangkan sembilan penjuru putaran mata angina. Secara Pilosofis dapat pula diartikan bahwa pemimpin harus dapat memandang kesegala penjuru agar dapat mengetahui sekecil apapun permasalahan yang terjadi dan apa yang harus diperbuat oleh seorang pemimpin untuk kepentingan masyarakat serta masa depan desa yang lebih baik.             ...

Menemukan ruh pembangunan yang memberdayakan tidaklah mudah. Reformasi di Indonesia pada tahun 1998 telah memilih sis-tem desentralisasi. Otonomi daerah menjadi konsep operasionalnya. Bukan tidak berhasil, tapi penyelenggaraan otonomi daerah ternyata belum mampu melahirkan kesejahteraan bagi lapisan masyarakat ter-bawah yang hidup di desa. Bahkan gini rasio 1 terus meningkat sudah di atas 0,41 yang menandakan kesenjangan ekonomi yang semakin lebar. Otonomi daerah cenderung jamak menyediakan karpet merah bagi kelompok usaha untuk mengelola sumber ...